Selasa, 02 Agustus 2011

KADER JANGAN KEDER

Sadarkah kita kawan, bahwa kita seorang kader. Bukan hanya kader bagi suatu organisasi tapi juga kader bangsa dan agama. Kewajiban kita lah meluruskan yang berbelok,menerangkan yang gelap, dan mendamaikan hati yang bergolak. Itu bukan hanya kewajiban bagi para ulama atau pemimpin. Dan bukan kah kita ini juga adalah pemimpin. Jangan karna usia kita yang masih muda kemudian kita lepas tangan tentang kewajiban kita terhadap kebaikan yang telah diamanahkan Allah bagi hambanya. Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Slogan itu lah yang patutnya terpatri dalam hati setiap manusia, nisacaya segala bentuk kemaksiatan baik kepada diri sendiri maupun orang lain akan terminimalisir. Kita lah KADER MUDA BANGSA DAN AGAMA. Ditangan kitalah perubahan itu akan dimulai. Ditangan kitalah babak baru akan dimulai.

Ya, setiap orang pasti akan berfikir kita masih terlalu muda. Padahal banyak pemimpim-pemimpin muda justru lebih berdedikasi dari pemimpin yang telah dimakan usia yang sudah membatasi progresnya.
Evo Morales jadi presiden pada usianya yang baru 43 tahun. Dibawah pimpinanya sekolah gratis dan rumah sakit gratis didirikan. Bakhan Jhon Major memimpin negri kapitalis, terjun ke politik usia 17 tahun. Memimpin Inggris usia 44 tahun. Soemaoen lebih gila lagi, 14 tahun sudah jadi pemimpin PKI. Kelak kita tahu PKI adalah partai terbesar sebelum tahun1965. Soekarno usia 20 tahun sudah memimpin partai. DN Aidit berusia 31 tahun ketika memimpin PKI yang memiliki anggota 3,5 juta orang. Hatta pada usia 16 tahun sudah memegang posisi Bendahara Jong Sumatranen Bond Padang, Sjahrir sebelum 20 tahun sudah menjadi tokoh Perhimpunan Indonesia. Tan Malaka pada usia 30 tahun menjadi calon CPN (Partai Komunis Nederland) untuk Tweede Kamer.
Masih bisa kah kalian mengelak bahwa kalian adalah seorang kader pemimpin? Masih bisa kah kalian disibukan oleh segala roman picisan masa keemasan SMA? Masih bisa mengatakan 'ah aku masih muda, biar orang lain saja yang mengurusi negara ini'. Kalau semua orang berfikiran seperti itu. Jangan harap 20 tahun yang akan datang Negri ini bisa mencapai kemajuan dimata Dunia. Agama ini menjadi pemersatu umatnya.  Renungkan itu kawan. Nasib Negara dan agama ada ditanganmu.
“tetap semangat dan teruslah berjuang”

Oleh: Mentari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar